Slide # 1

Slide # 1

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Minggu, 01 Maret 2015

Today news

Jokowi Tidak Akan Kabulkan Grasi Kasus Narkoba

Jokowi Tidak Akan Kabulkan Grasi Kasus Narkoba
Presiden Jokowi (foto: Antara)
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sejumlah alasan mengapa dirinya enggan mengabulkan grasi pada terpidana narkoba kepada ratusan siswa-siswi SMA Taruna Nusantara yang berkunjung ke Istana Negara.
"Presiden tidak akan memberikan grasi pada pengedar narkoba. Setuju?" tanya Presiden Jokowi pada siswa-siswi, Senin (2/3/2015).
Mendapat pertanyaan itu, seluruh siswa pun serentak menjawab "Setuju!".
 
Presiden Jokowi mengatakan, alasannya tidak mengabulkan grasi lantaran jatuhnya korban jiwa akibat narkoba selama setahun mencapai 18.000 jiwa. "Dan sebanyak 4,5 juta orang direhabilitasi. Saya bilang, enggak ada ampunan seperti itu," tuturnya.
Hukuman mati, sambungnya, adalah produk hukum yang dikeluarkan pengadilan di mana seorang Presiden memiliki kewenangan untuk memberikan pengampunan dan tidak ada pengampunan untuk pengedar narkoba. "Presiden tidak akan memberikan grasi pada pengedar narkoba," tegasnya.
Sekadar informasi, selama Jokowi menjadi Presiden RI, ada enam terpidana kasus narkoba yang dieksekusi mati setelah grasi yang mereka ajukan mendapat penolakan.
Kejaksaan Agung, kembali akan melakukan eksekusi tahap kedua terhadap 11 terpidana mati lain dalam waktu dekat di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

SUMBER  : http://news.okezone.com/read/2015/03/02/337/1112446/jokowi-tidak-akan-kabulkan-grasi-kasus-narkoba

PENDAPAT SAYA :
Ya saya setuju dengan tindak tegas yang diberikan pak jokowi kepada para narapidana pengguna narkoba karena pemberian grasi membuat para narapidana merasa senang dan para pengguna narkoba yang lain akan merasa santai santai saja bila tertangkap polisi karena mereka pasti akan berfikir seperti ini "wah saya tetap memakai narkoba saja lah bila saya tertangkap pasti saya mendapat grasi.Lebih baik tidak diberi grasi supaya mereka bisa bertobat karen kita ketahui pengguna narkoba di indonesia sangat banyak dan berapa jumlah kematian orang yang memakai narkoba? Tuntaskan narkoba dari negara kita! Tindakan tentang eksekusi adalah tindakan yang tetap agar masyrakat takut bila menggunaan narkoba.Hidup tanpa narkoba,YES!!

Jumat, 03 Oktober 2014

ULANGAN HARIAN

FPI Serbu Balai Kota karena Dilarang Jualan Kambing?

Sabtu, 04 Oktober 2014 08:24 wib | Angkasa Yudhistira - Okezone
FPI Serbu Balai Kota karena Dilarang Jualan Kambing? Demo FPI (Foto: Dok Okezone) JAKARTA - Aksi demo Front Pembela Islam (FPI) di Balai Kota dan DPRD DKI Jakarta berujung bentrok dengan aparat Kepolisian. Massa secara membabi buta melempati Gedung DPRD dengan batu dan kotoran hewan.

Muncul pertanyaan, apakah aksi unjuk rasa itu didasari protes dari para pedagang hewan kurban yang dilarang berjualan di trotoar jalan, terutama di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat? Terlebih, markas FPI juga berada di Tanah Abang, tepatnya di Jalan Petamburan III.

Terkait hal itu, Sejarawan betawi, JJ Rizal, menganggap tak ada kaitannya antara aksi FPI dengan larangan penjualan hewan kurban di trotoar jalan. "Tidak ada kaitan. Ini dua hal yang berbeda berangkatnya meskipun sama-sama berhadapan menolak Ahok," kata Rizal kepada Okezone, Jumat (4/10/2014).

Sekadar diketahui, larangan berjualan di trotoar jalan tercantum pada Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum dan lebih rinci lagi dituangkan dalam Instruksi Gubernur Nomor 67 tahun 2014 tentang Larangan Berjualan Hewan Kurban di Trotoar dan Saluran Air.

Larangan tersebut, dinilai menghilangkan kultur Tanah Abang yang dikenal sebagai pasar kambing di masa lampau. Namun, seiring perubahan zaman, Tanah Abang pun menjadi pasar tekstil, bahkan menjadi terbesar di Asia Tenggara.

Aksi FPI, kata RIzal, berangkat sejak mula pada ketidaksetujuan pada Ahok yang tidak sesuai dengan nilai pemimpin yang menurut FPI harusnya ikut beragama sesuai mayoritas masyarakat Jakarta. "Ini jauh berbeda dengan basis berpikir dan bertindak serta protes pedagang kambing tanah abang terhadap Ahok," imbuhnya.

Namun, Rizal memiliki pandangan tersendiri atas keputusan Pemprov DKI, terutama Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama yang mengancam untuk menggugat para pedagang yang tak mau memenuhi aturan dan tetap jualan hewan kurban di trotoar jalan.

"Tidak adanya pengertian kultural historis dari Ahok terhadap pedagang kambing yang sudah ratusan tahun secara turun temurun berdagang bahkan berternak kambing di Tanah Abang," tandasnya.
Sumber :nyoh

OPINI :
      Menurut saya para FPI itu bertindak salah karena berjualan kambing di tepi jalan/trotoar dikawasan Tanah Abang,Jakarta Pusat.Sebaiknya para FPI berjualan kambing di pasar hewan/tempat yang sudah ditentukan untuk berjualan hewan/hewan kurban.
      Sebaiknya para penjual hewan dan FPI lebih mentaati aturan yang telah ditetapkan Pemerintah yang mencantumkan bahwa "larangan berjualan di trotoar jalan tercantum pada Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum dan lebih rinci lagi dituangkan dalam Instruksi Gubernur Nomor 67 tahun 2014 tentang Larangan Berjualan Hewan Kurban di Trotoar dan Saluran Air."Sebaiknya peraturan tersebut ditaati bukan di hiraukan begitu saja.
       Dan menurut saya pemerintah lebih meningkatkan ketegasan tentang larangan berjualan ditrotoar.Alangkah baiknya apabila diadakan razia.Dan tindakan Ahok menurut saya benar karena beliau menyadarkan bahwa berjualan hewan kurban di trotoar itu salah.Dan menurut saya tindakan FPI itu anarkis dan semaunya sendiri bahwa dirinya paling benar dan menurut saya "Ahok yang tidak sesuai dengan nilai pemimpin yang menurut FPI harusnya ikut beragama sesuai mayoritas masyarakat Jakarta" itu adalah pandangan yang salah karena tidak ada hubungannya agama dengan suatu peraturan negara.

Selasa, 16 September 2014

JOURNALISTIK

Hard News:

Selasa, 16/09/2014 15:29 WIB

Jokowi: 34 Kementerian Itu Bukan Angka Mati

Mulya Nurbilkis - detikNews
Jakarta - Presiden Terpilih Joko Widodo telah mengumumkan kabinetnya akan diisi 34 kementerian. Namun, jumlah itu masih bisa berubah jika dalam perjalanan pemerintahannya nanti ada kementerian yang dirasa kurang efektif.

"34 Kementerian itu bukan angka mati. Dalam proses berjalan nanti, kalau ada kementerian yang memang tidak mendukung efisiensi bisa saja ditiadakan," kata Jokowi kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (16/9/2014).

Jokowi mengatakan mempertahankan jumlah kementerian dilakukannya untuk mengantisipasi terhambatnya pemerintahan dengan mencoba sistem baru. Dia ingin pemerintahan berjalan terlebih dulu, lalu dievaluasi kementerian mana yang tak efektif.

"Dengan kemarin debatnya kementerian 27, nanti kita nggak kerja hanya ngurusi orang pindah tempat kerja. Demo karena ada kementerian yang hilang," ujarnya.

Jokowi mengajak menengok masa pemerintahan Gus Dur. Menurutnya, waktu itu adaptasi penghilangan kementerian malah mengakibatkan pemerintahan kesulitan memulai kerja.

"Sudah kejadian waktu pemerintahan Gus Dur. Ada 2 kementerian yang dihilangkan dan 2 tahun nggak rampung. Bukan sesuatu yang mudah," tuturnya.



JUALAN BUBUR,NORMAN KAMARAU HANYA SIDE JOB

Soft News:

Jualan Bubur, Norman Kamaru Hanya Side Job
Minggu, 14 September 2014 - 04:04 wib | Raiza Andini - Okezone

Jualan Bubur, Norman Kamaru Hanya Side Job Norman Kamaru (Foto : Okezone) NAMA Norman Kamaru menjadi perbincangan banyak orang, saat ini mantan briptu tersebut memiliki bisnis baru yaitu Bubur Manado. Kasandra Putranto menerangkan bahwa bisnis baru Norman merupakan side job.
   Psikolog ramah ini menyebut Norman sebagai pria idaman memiliki jiwa dan fisik kuat. Meski tidak lagi menghiasi dunia hiburan di Ibukota, namun dia berjuang memberi nafkah sang istri dengan sebuah usaha yang baik.
   “Dia sedang menjalani side job, pekerjaan utamanya adalah menafkahi keluarga, jualan bubur Manado di Jakarta itu jarang lho. Itu side jobnya dia,” tuturnya kepada Okezone via telefon, baru-baru ini.
    Perjuangan Norman Kamaru tidak bisa dianggap sebelah mata, dia mengatakan bahwa usahanya tersebut tergolong unik. Pasalnya, belum ada rumah makan yang menyediakan khusus bubur Manado.

Kasandra menambahkan, pria asal Gorontalo ini memiliki jiwa besar dari bintang tenar mau membuka usaha dari kalangan menengah. Tak banyak orang yang bisa melakukan hal tersebut.
“Dia itu pria bertanggung jawab dan berjiwa besar, meski sudah terpuruk dia mampu bangkit menjalankan sebuah usaha,” tutupnya.

Opini:

Hanya Orang "Sakit" yang Punya Gairah Menyakiti Orang Lain

Kamis, 3 Juli 2014 | 15:31 WIB
KOMPAS IMAGES Rhenald Kasali

Sejatinya, pemimpin itu ingin dikenal sebagai pemimpin yang berhasil. Apalah artinya, kalau sekadar “berhasil menjadi presiden”. Apalagi bila kelak gagal. Bukan cuma cacian, melainkan juga ancaman bagi kedamaian. Sebab pemimpin yang gagal akan menuai konflik internal yang tajam dan pembuatan benteng-benteng pertahanan diri yang berlebihan.

Maka sebelum kegagalan tiba, calon presiden dan pengikut-pengikutnya harus mengubah cara pandang. Dari mengedepankan “kepentingan teman-teman” diubah menjadi "kepentingan umum”. Pasukan pemenangan kampanye mempunyai karakteristik yang tak sama dengan pasukan pemenangan pembangunan.

Sejatinya pula leadership adalah sebuah proses, bukan posisi. Maka jauhi orang yang mengedepankan posisi dan fokuslah pada orang proses. Sejarah mengajarkan, jagoan hebat menang di belakang, bukan yang tertawa di depan. Lantas apa yang bisa mengikat pemimpin?

Landasan Moral

Sejatinya juga, kita tak bisa mengevaluasi capres dari visi-misinya belaka. Dalam ilmu manajemen visi-misi tak pernah terpisah dari values. Inilah landasan moral: Visi-Misi-Values.

Nah, kalau kita bandingkan kedua capres, maka kita bisa dibuat bingung. Karena banyak kesamaan jawaban dari sisi logika. Tak heran kalau capres Prabowo Subianto sering  mengucapkan “saya setuju”. Bisa jadi saat menjawab, capres Joko Widodo menjelaskan terlebih dahulu. Atau bisa jadi ia bisa menjelaskan dengan lebih artikulatif karena pengalaman riilnya. Jadi secara logika “banyak kesamaan”.

Dan ini, membuat Anda yang ingin memilih yang terbaik menjadi bingung. Sikap Anda berbeda dengan sikap orang-orang yang fanatik, atau mereka yang telah bersikap.

Kalau boleh saya usulkan, cobalah evaluasi landasan moral mereka. Ya, values-nya. Kita masih punya waktu untuk menilai, bahkan mengajukan pertanyaan, menitipkannya pada para wartawan/moderator debat. Atau kalau tak bisa juga, lakukan analisis pribadi saja.

Pertama, tanyakan dan periksalah, apakah mereka dikelilingi oleh orang-orang yang punya respek. Mudah kok. Orang-orang yang punya respek tak asal menghina, tidak reaktif. Mereka tidak mencla-mencle, mereka tahu bahwa kampanye ini hanya 40 hari ketimbang 5 tahun di pemerintahan nanti. Jadi harusnya mereka berhitung.

Orang-orang yang tak punya respek berorientasi pada apa yang diucapkan lawan-lawannya, lalu mencari celah untuk menghina. Bukan untuk menguji. Yang dihina pun adalah aspel-aspek emosional, seperti agama, suku, keturunan, istilah, atau hal-hal lain yang bersifat fitnah.

Ingatlah, rakyat tak respek pada pemimpin-pemimpin yang tak punya respek. Orang-orang seperti itu akan sulit melakukan transformasi, karena kehilangan trust.

Kedua, pelajari apakah mereka mencari kebenaran atau pembenaran. Orang-orang yang mencari kebenaran cenderung realistis dan mengakui kesalahan, bahkan tidak mengambil orang-orang yang tak baik dalam teamnya. Sedangkan yang bekerja dengan pembenaran akan selalu membenarkan yang tidak benar, sekalipun itu perbuatan tercela.

Ketiga, adakah kekuatan “uang” di balik semua dukungan yang diberikan? Meski hal ini sulit dibuktikan, kita punya perasaan dan naluri. Uang akan membuat manusia buta terhadap kebenaran, dan berani melacurkan moralitas.

Keempat, “sakit hati”. Apakah pemimpin mau menjauhi dirinya dari kelompok sakit hati? Ingatlah, hanya orang-orang yang “sakit” yang punya kegairahan untuk menyakiti orang lain. Orang-orang seperti ini harusnya dikasihani, diterapi, bukan diberi jabatan. Karena mereka dapat menjadi duri dalam daging.

Kelima, musuh terbesar no 1 bukan no 2, dan musuh terbesar no 2 bukanlah no 1, melainkan no 1 melawan no 1, no 2 melawan no 2. Moral yang harus dibangun kelak, pertama-tama bukanlah moral rakyat atau birokasi pemerintahan, melainkan moral para timses dan pengurus partai politik  masing-masing. Maaf, harus saya katakan, terlalu banyak bakteri dan kuman yang harus dikeluarkan, disucikan dari kalangan internal masing-masing.

Revolusi Mental  

Waktu saya dalami, kandidat no 2 sebenarnya sudah memiliki landasan moral. Revolusi mental adalah landasan moral. Berbeda dengan orang-orang yang menyatakan “revolusi” adalah jargon komunis, saya justru melihat sebagai jargon perubahan. Lagi pula, apa masih ada negeri  komunis yang 100 persen komunis.

Tiongkok saja hanya memasang gambar palu arit namun perilakunya Anda bisa nilai sendiri. Sementara anak emasnya, Vietnam, menyebut dirinya sebagai: “Market  Mechanism under Socialism Leadership.”

Jadi kalau kita mau menganut landasan teori dialektika, maka kita akan gemar konflik karena prinsipnya setiap tesis harus ditentang dengan anti tesisnya. Impiannya, akan terjadi solusi kreatif. Nyatanya, yang terjadi bukanlah perubahan postif, melainkan keributan tiada ujung.

Nah teori perubahan, justru mewaspadai ancaman perubahan perlahan-lahan (evolutif). Sebab perubahan yang perlahan-lahan itu justru berbahaya. Lebih banyak melahirkan kepunahan (seperti yang tengah dialami pasar-pasar tradisional) ketimbang kemajuan.

Perubahan evolutif dalam Darwinian Theorem (bapak teori evolusi) di lain pihak juga melanggar kodrat zaman, karena dunia tengah bergerak ke abad kecepatan dengan teknologi digital. Bayangkan ketika kebocoran besar terjadi, sedangkan perubahan (perbaikan) dibua perlahan-lahan, maka kapal ini akan tenggelam.

Karena itulah landasan moral menjadi sangat penting. Nah lantas apa yang harus dilakukan capres terpilih kelak?

Terlepas sudah ada atau belum, sudah  dirumuskan atau belum, siapapun yang terpilih harus melakukan hal ini: bekerja dengan dasar moral dan integritas, hanya memilih orang-orang yang punya respek dan bermoral, berani memecat anggota kabinet yang melanggar tata nilai yang disepakati, lalu mengikat semua anggota kabinet dengan landasan moral.

Maka, rapat kabinet pertama akan sangat menentukan langkah-langkah selanjutnya. Apakah  memilih berfoto di anak tangga istana dengan pakaian terindah yang dibuat penjahit kenamaan dengan bahan-bahan terbaik, atau cebur-ceburan di waduk Jatiluhur, melakukan team building dan difoto dalam pakaian basah penuh lumpur.

Selamat memilih, dan jangan lupa, nilailah landasan moral mereka baik-baik. Lihat siapa-siapa saja yang tendensinya akan duduk dalam jajaran leadership kedua kandidat. Saya mendoakan saudara akan menemukannya.


FAKTA

Fakta Argentina Versus Swiss

Selasa, 1 Juli 2014 | 16:00 WIB
GUSTAVO ANDRADE / AFP Penyerang Argentina, Lionel Messi.
  
KOMPAS.com - Argentina akan beradu kekuatan dengan Swiss pada babak perdelapan final Piala Dunia 2014 di Arena Corinthians, Sao Paulo, Selasa (1/7/2014) malam pukul 23.00 WIB. Mereka akan memperebutkan satu tiket menuju perempat final untuk bertemu dengan Belgia atau Amerika Serikat.

Berdasarkan statistik, Argentina jauh lebih diunggulkan dari Swiss karena dari total enam pertemuan di level internasional, Albiceleste belum terkalahkan. Swiss hanya mampu menahan imbang juara dunia 1978 dan 1986 ini sebanyak dua kali.

Berikut fakta tentang Argentina dan Swiss:

- Ini akan menjadi pertemuan ketujuh antara Argentina dan Swiss. Argentina tak terkalahkan dalam enam pertemuan sebelumnya dengan meraih empat kemenangan dan dua kali imbang.

- Satu-satunya pertemuan mereka di Piala Dunia terjadi pada tahun 1966, ketika Argentina mengalahkan Swiss dengan skor 2-0.

- Setelah gagal mencetak gol dalam tujuh penampilannya di Piala Dunia, Lionel Messi mengakhiri paceklik dengan mencetak empat gol dalam tiga pertandingan di Piala Dunia 2014.

- Argentina selalu meraih kemenangan di putaran kedua dalam tiga Piala Dunia terakhir. Menang adu penalti lawan Inggris pada tahun 1998 dan mengalahkan Meksiko pada Piala Dunia 2006 dan 2010.

- Argentina hanya satu kali gagal dalam enam penampilannya terdahulu di babak 16 besar. Kekalahan itu dialami ketika melawan Romania pada Piala Dunia 1994.

- Argentina memenangi tiga dari 10 pertandingan terakhir di Piala Dunia melawan tim dari Eropa. Sisanya mereka mengalami tiga kali kalah dan empat kali imbang.

- Swiss sudah dua kali tersingkir di putaran kedua dalam dua Piala Dunia sebelumnya. Mereka kalah dari Spanyol pada Piala Dunia 1994 dan disingkirkan Ukraina pada Piala Dunia 2006.

- Swiss mampu menjaga clean sheet dalam tujuh dari 10 pertandingan terakhirnya di Piala Dunia.

- Swiss hanya satu kali menang dari enam penampilan terakhirnya di Piala Dunia ketika melawan tim dari Amerika Selatan. Kemenangan itu diraih atas Ekuador pada awal turnamen ini. Sisanya, Swiss mengalami empat kekalahan dan sekali imbang.

- Xherdan Shaqiri mencetak hat-trick bagi Swiss dalam laga melawan Honduras pada penyisihan Grup E Piala Dunia 2014. Ini adalah hat-trick ke-50 dalam sejarah Piala Dunia.

Jumat, 05 September 2014

PK X
YANG MENYENANGKAN

Pada tanggal 19-26 Juni saya dan rombongan Kontingen Purwokerto berangkat jambore menuju Coban rondo,Malang.Kami kumpul dan berangkat bersama pada tanggal 18 Juni di Purwokerto kami berangkat sekitar pukul 17.00 WIB menaiki bus.Sebenarnya saya malas berangkat tetapi mau gimana lagi saya sudah ditunjuk sekolah untuk mewakilinya,tanggal 19 Juni saya dan rombongan Kontingen Purwokerto sampai di wisata Coban rondo Malang.Kami rombongan Purwokerto langsung membangun tenda ditempat yang sudah di tentukan kakak service team yaitu kampung gunung tabor diatas bukit.Hari pertama sampai hari kedua aku masih saja malas mengikuti kegiatan ini karena kegiatannya hanya didalam Coban rondo saja,setelah hari ke 3 saya belajar mengikuti kegiatan dengan rasa gembira dan tanpa rasa paksaan.Akhirnya saya mengikuti kegiatan dengan senang hati apalagi kegiatan hari 3-6 hanya pergi wisata dan hanya senang saja seperti pergi wisata Jatimpark 2,ECO green park,air terjun Coban rondo dan juga ada game tantangan kepramukaan.Dari semua kegiatan yang telah kita lakukan kita harus meminta sticker agar mendapatkan wudgel.Sehingga saya disana tidak pernah merasa bosan apalagi malamnya selalu menonton pentas seni dari berbagai daerah kontingen.Dengan kegiatan ini saya mendapat teman baru dari berbagai daerah seperti Jakarta,Lampung,Pekan baru,Pekalongan,Purwokerto.Disana kami sekontingen menjadi sangat akur dan akrab seperti keluarga.Pada hari ke 7 adalah hari yang ku nanti-nanti karena hari itu hari pemberian wudgel.Saya merasa tidak sabar mendapat wudgel itu,saat wudgel sudah ditangan aku dan teman-teman sangat senang dan kami Kontingen Purwokerto pulang tanpa tangan kosong.Sekian dari ceritaku kawan.